aku cinta seni budaya
media pembelajaran ini bertujuan untuk memperkenalkan seni rupa terapan nusantara bagi siswa kelas 8
Selasa, 03 Juni 2014
Minggu, 16 Maret 2014
Sabtu, 15 Maret 2014
SENI RUPA TERAPAN
SENI RUPA TERAPAN
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Karya Seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan Nusantara yang diciptakan berdasarkan nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.
Jika diperhatikan secara seksama dapat disimpulkan bahwa Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah itu berbeda-beda dimana masing-masing daerah memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri, baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yang ada di sekitarnya. Benda benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara
1. Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.
2. Kerajinan ukir
Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura, dan Sumatra. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain _Jawa Tengah_ dan _Yogyakarta_.
3. Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain _Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya_, dan _Tangerang_
4. Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, antara lain _Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta_, dan _Bandung_. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
5. Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di _Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi_, dan _Palembang_. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
6. Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya _Bali, Yogyakarta_, dan _Surakarta_.
7. Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya _Kasongan (Yogyakarta), Sompok_, dan _Mayong (Jepara)_.
Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara
Secara umum Fungsi Karya seni rupa terapan yang ada di Nusantara memiliki dua fungsi sebagai berikut.
* Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
* Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga.
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Karya Seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapatkan apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan Nusantara yang diciptakan berdasarkan nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.
Jika diperhatikan secara seksama dapat disimpulkan bahwa Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah itu berbeda-beda dimana masing-masing daerah memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri, baik dalam teknik maupun ketersediaan bahan yang ada di sekitarnya. Benda benda seni rupa terapan yang dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
Pembagian Karya Senirupa Terapan Nusantara
1. Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas di atas kain dengan bahan lilin yang dipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan batik tulis.
2. Kerajinan ukir
Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni ukir kayu dan seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil kerajinan ukir kayu di Nusantara, di antaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua, Madura, dan Sumatra. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak, tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan. Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain _Jawa Tengah_ dan _Yogyakarta_.
3. Kerajinan anyaman
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong, dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita, dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain _Bali, Kudus, Kedu, Tasikmalaya_, dan _Tangerang_
4. Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yang bisa digunakan untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di Nusantara, antara lain _Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta_, dan _Bandung_. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
5. Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuat dengan teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di _Kalimantan, Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi_, dan _Palembang_. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah. Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam teknik dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik tusuk dan cukit.
6. Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yang ceritanya berasal dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan sekaligus sebagai hiasan. Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu. Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya _Bali, Yogyakarta_, dan _Surakarta_.
7. Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang berbahan dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangat beragam, seperti vas bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya _Kasongan (Yogyakarta), Sompok_, dan _Mayong (Jepara)_.
Fungsi Karya Senirupa Terapan Nusantara
Secara umum Fungsi Karya seni rupa terapan yang ada di Nusantara memiliki dua fungsi sebagai berikut.
* Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
* Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga.
Jumat, 02 Agustus 2013
RAGAM SENI RUPA MURNI MANCANEGARA
Ragam Seni Rupa Murni Mancanegara
a.
Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari
seni rupa murni yang berdimensi dua. Dari pembubuhan cat, para pelukis mencoba
mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif. nilai-nilai yang melekat
pada lukisan dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki pelukisnya. Seni lukis
Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri
seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni
budaya Nusantara.
b.
Seni Patung
Seni patung merupakan cabang dari seni rupa
murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi
dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah
dan bermakna.
c.
Seni Grafis
Seni Grafis merupakan cabang dari karya seni
rupa murni yang berdimensi dua. Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan
seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan. Seni lukis
dengan teknik aquarel, plakat, atau tempra, sedangkan seni grafis dibuat dengan
teknik mencetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik cetak tinggi, cetak
dalam, setak saring, dan cetak cahaya (photography).
2. Gaya Seni Rupa Murni Nusantara dan
Mancanegara
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa
beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.
A. Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara,
perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga
terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
B. Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni
rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum,
modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatif,
depormatif, dan nonrepresentatif.
1. Representatif
Kata representatif berasal dari representasi
yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan.
Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan
masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif,
antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman
yang berarti cerita dan isme yang berarti aliran/gaya. Romantisme
adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan
manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara
lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa
Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.
b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature
atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya.
Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan
keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan
alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain
Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang
mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan
Basuki Abdullah.
c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang
berarti nyata dan isme yang berarti gaya/aliran. Realisme
adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan
hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi,
Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini
adalah Remandt van Rijn (Belanda).
2. Deformatif
Istilah deformatif berasal dari deformasi
yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya
seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme,
ekspresionisme, dan kubisme.
a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang
berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata,
dan isme berarti gaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran
seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang
menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang
mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata impression
yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran.
Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai
dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa
mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul
Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata expression
yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya/aliran.
Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan
keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini
diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang
mengambil gaya ini adalah Affandi.
d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata kubus yang
berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang
berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang
penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya
seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso.
Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin,
Srihadi, dan Fajar Sidik.
3. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata Nonrepresentatif atau
abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu
gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk
alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang
terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang
abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa
mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan
Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya,
Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
C. Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa
pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia,
seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional
memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental.
Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan
kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo.
Minggu, 07 Juli 2013
Senin, 18 Februari 2013
Senin, 11 Februari 2013
Selasa, 22 Januari 2013
PERKEMBANGAN SENI RUPA
Segala bentuk hasil
karya manusia didunia ini tentunya selalu mengalami bentuk perubahan dan
perkembangan dari waktu kewaktu, karena tidak akan mungkin karya manusia
terjadi begitu saja dan sampai disitu saja. demikian pula halnya dengan karya
seni yang dibuat oleh manusia. Tentunya karya seni akan berawal dari bentuk
karya yang paling sederhana dengan bahan yang sederhana pula. dan karya seni
tersebut akan mengalami perkembangan menjadi lebih baik sesuai dengan jamannya.
berikut akan
dijelaskan mengenai perkembangan hasil karya seni manusia dari jama primitif
sampai jaman modern.
Seni Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana
tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus
merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini
berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.
Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan
pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga
sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka.
Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan
cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang
di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira
Spanyol.
Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat
perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang
dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius
atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti
perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu
goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada
warna merah, coklat, hitam, dan putih.
Seni Klasik
Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu,
yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik
memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak
(tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum
dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari
ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya
seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman
Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.
Seni Tradisional
Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional
berarti suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan
berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa
berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan
baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung,
kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.
seni Modern
Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya
baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di
dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik
berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan
waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan
ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada
lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa,
patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.
Seni Kontemporer
Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer
memiliki masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat
temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat
maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada
mulanya muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan
patung karya Hendri Moore. Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di
berbagai negara yang memiliki gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es,
lukisan pada tubuh manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan
sebagainya.
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh
dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya
adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi
seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu
dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang
secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya
lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula
dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
- Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
- Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art,
karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.
Seniman Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi
Nugroho.
Sumber Pustaka:
- http://senirupabogor.blogspot.com/2010/09/seni-rupa-tradisional-modern.html
- http://www.scribd.com/doc/19468889/Seni-Lukis-Zaman-Primitif
Langganan:
Postingan (Atom)